they we
Kamis, 21 Juli 2011
Senin, 21 Februari 2011
dampak tekanan darah tinggi
Hipertensi merupakan penyakit unik, karena mudah dideteksi tapi sering muncul tanpa gejala yang jelas. Satu-satunya cara untuk mengetahui apakah mengalami hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah secara teratur.
Saat ini hampir 1 miliar penduduk dunia terkena penyakit tersebut, dan menjadi satu masalah besar yang harus dihadapi. Pada populasi normal saja diperkirakan 1 dari 4 orang mengalami hipertensi dan prevalensinya bertambah seiring dengan meningkatnya usia. Hipertensi, penyakit kronis serius yang dapat merusak banyak organ tubuh. Penderita-nya ada yang mengalami gejala pusing atau perdarahan hidung (mimisan). Namun pada sebagian besar, justru muncul tanpa keluhan, sehingga dikenal sebagai the silent killer.
Penyakit itu bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan ba-nyak komplikasi. Hipertensi adalah faktor risiko utama pada penyakit jantung, serebral (otak), renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh darah) dengan komplikasi berupa ’’infarl miokard’’ (serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit vaskular perifer.
Diketahui juga bahwa ter-nyata faktor genetik berperan sangat besar yaitu 40-50%, sedangkan faktor lingkungan berperan sebesar 10-30%. Pe-nyakit ini mudah ditemui pada penderita diabetes, individu yang kurang berolah raga / beraktivitas fisik individu di atas usia 60 tahun, memiliki kadar kolesterol tinggi, perokok dan obesitas / kegemuk-an.
Pada sekitar 88%, penyebab tidak diketahui dan dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Sisanya diketahui penyebabnya dikenal sebagai hipertensi sekunder.
Pengukuran Menurut ’’The Seventh Report of the Joint National Committee’’ tentang pencegahan, deteksi, evaluasi dan penanganan tekanan darah. Tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg ( 120 mmHg tekanan darah sistolik dan 80 mmHg tekanan darah diastolik ). Bila tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg atau diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg, maka dapat dinyatakan sebagai hipertensi. Diperlukan lebih dari satu pengukuran tekanan darah untuk memastikan bahwa seseorang memiliki hipertensi.
Jantung.
Akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut terus, maka jantung bekerja lebih keras, hingga otot jantung membesar. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan pembesaran yang dapat berlanjut menjadi gagal (heart failure). Selain itu, tekanan darah tinggi juga berpengaruh terhadap pembuluh darah koroner di jantung berupa terbentuknya plak (timbunan) aterosklerosis yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung (heart attack).
Stroke.
Stroke (serangan otak) mempunyai kaitan erat dengan hipertensi. Penderita memiliki kemungkinan terserang stroke 4 kali lebih besar dari pada mereka yang sehat. Tetapi kejadian dapat dikurangi separohnya bila hipertensi terkontrol. Dari setiap 10 kematian karena stroke, 4 mungkin bisa diselamatkan bila tekanan darah terkontrol.
Mata Tekanan darah yang tinggi juga bisa menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan lain dengan memecahkan pembuluh darah kecil di retina mata.
Penyakit Ginjal Hipertensi dan penyakit ginjal seperti dua sisi mata uang. Penyakit ini dapat merusak ginjal. Di sisi lain, penyakit ginjal setelah beberapa lama akan menimbulkan hipertensi. Pengendalian tekanan darah yang baik dapat mencegah atau memperlambat kerusakan ginjal.
Pencegahan Berdasarkan ’’the Joint National Committee (JNC) 7’’ tentang pencegahan, deteksi, evaluasi dan terapi tekanan darah tinggi, pasien harus mulai merubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat berupa :
- Penurunan berat badan : adalah intervensi gaya hidup yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien dengan berat badan berlebih (overweight).
- Menerapkan pola makan DASH (the Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang direkomendasikan oleh JNC 7 : yaitu diet rendah lemak dan kaya buah-buahan, sayuran dan susu rendah lemak terbukti sukses dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
- Diet rendah garam : dari penelitian ditemukan bahwa pengurangan asupan garam hingga 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Kom-binasi penurunan berat badan dan pengurangan asupan garam terbukti telah membantu lebih dari setengah pasien hipertensi usia lanjut berhenti mengkonsumsi obat anti hi-pertensi.
- Aktivitas fisik : melakukan olah raga secara teratur, paling sedikit 30 menit setiap hari.
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
Bila dengan merubah gaya hidup, target tekanan darah tetap tidak tercapai, maka ditambahkan’’ intervensi obat’’ anti hipertensi. Target tekanan darah yang harus dicapai penderita pada umumnya adalah kurang dari 140/90 mmHg. Pada penderita diabetes atau penyakit ginjal, maka tekanan darah harus kurang dari 130/80 mmHg.
Saat ini hampir 1 miliar penduduk dunia terkena penyakit tersebut, dan menjadi satu masalah besar yang harus dihadapi. Pada populasi normal saja diperkirakan 1 dari 4 orang mengalami hipertensi dan prevalensinya bertambah seiring dengan meningkatnya usia. Hipertensi, penyakit kronis serius yang dapat merusak banyak organ tubuh. Penderita-nya ada yang mengalami gejala pusing atau perdarahan hidung (mimisan). Namun pada sebagian besar, justru muncul tanpa keluhan, sehingga dikenal sebagai the silent killer.
Penyakit itu bisa diumpamakan seperti pohon yang terus berkembang dari tahun ke tahun dan membuahkan ba-nyak komplikasi. Hipertensi adalah faktor risiko utama pada penyakit jantung, serebral (otak), renal (ginjal), dan vas-kular (pembuluh darah) dengan komplikasi berupa ’’infarl miokard’’ (serangan jantung), gagal jantung, stroke (serangan otak), gagal ginjal dan penyakit vaskular perifer.
Diketahui juga bahwa ter-nyata faktor genetik berperan sangat besar yaitu 40-50%, sedangkan faktor lingkungan berperan sebesar 10-30%. Pe-nyakit ini mudah ditemui pada penderita diabetes, individu yang kurang berolah raga / beraktivitas fisik individu di atas usia 60 tahun, memiliki kadar kolesterol tinggi, perokok dan obesitas / kegemuk-an.
Pada sekitar 88%, penyebab tidak diketahui dan dikenal sebagai hipertensi esensial atau hipertensi primer. Sisanya diketahui penyebabnya dikenal sebagai hipertensi sekunder.
Pengukuran Menurut ’’The Seventh Report of the Joint National Committee’’ tentang pencegahan, deteksi, evaluasi dan penanganan tekanan darah. Tekanan darah normal adalah kurang dari 120/80 mmHg ( 120 mmHg tekanan darah sistolik dan 80 mmHg tekanan darah diastolik ). Bila tekanan sistolik lebih atau sama dengan 140 mmHg atau diastolik lebih atau sama dengan 90 mmHg, maka dapat dinyatakan sebagai hipertensi. Diperlukan lebih dari satu pengukuran tekanan darah untuk memastikan bahwa seseorang memiliki hipertensi.
Jantung.
Akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut terus, maka jantung bekerja lebih keras, hingga otot jantung membesar. Kerja jantung yang meningkat menyebabkan pembesaran yang dapat berlanjut menjadi gagal (heart failure). Selain itu, tekanan darah tinggi juga berpengaruh terhadap pembuluh darah koroner di jantung berupa terbentuknya plak (timbunan) aterosklerosis yang dapat mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah dan menghasilkan serangan jantung (heart attack).
Stroke.
Stroke (serangan otak) mempunyai kaitan erat dengan hipertensi. Penderita memiliki kemungkinan terserang stroke 4 kali lebih besar dari pada mereka yang sehat. Tetapi kejadian dapat dikurangi separohnya bila hipertensi terkontrol. Dari setiap 10 kematian karena stroke, 4 mungkin bisa diselamatkan bila tekanan darah terkontrol.
Mata Tekanan darah yang tinggi juga bisa menyebabkan kebutaan dan gangguan penglihatan lain dengan memecahkan pembuluh darah kecil di retina mata.
Penyakit Ginjal Hipertensi dan penyakit ginjal seperti dua sisi mata uang. Penyakit ini dapat merusak ginjal. Di sisi lain, penyakit ginjal setelah beberapa lama akan menimbulkan hipertensi. Pengendalian tekanan darah yang baik dapat mencegah atau memperlambat kerusakan ginjal.
Pencegahan Berdasarkan ’’the Joint National Committee (JNC) 7’’ tentang pencegahan, deteksi, evaluasi dan terapi tekanan darah tinggi, pasien harus mulai merubah gaya hidup. Perubahan gaya hidup dapat berupa :
- Penurunan berat badan : adalah intervensi gaya hidup yang paling efektif dalam menurunkan tekanan darah pada pasien dengan berat badan berlebih (overweight).
- Menerapkan pola makan DASH (the Dietary Approaches to Stop Hypertension) yang direkomendasikan oleh JNC 7 : yaitu diet rendah lemak dan kaya buah-buahan, sayuran dan susu rendah lemak terbukti sukses dalam menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
- Diet rendah garam : dari penelitian ditemukan bahwa pengurangan asupan garam hingga 2 gram per hari dapat menurunkan tekanan darah sistolik maupun diastolik. Kom-binasi penurunan berat badan dan pengurangan asupan garam terbukti telah membantu lebih dari setengah pasien hipertensi usia lanjut berhenti mengkonsumsi obat anti hi-pertensi.
- Aktivitas fisik : melakukan olah raga secara teratur, paling sedikit 30 menit setiap hari.
- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi alkohol.
Bila dengan merubah gaya hidup, target tekanan darah tetap tidak tercapai, maka ditambahkan’’ intervensi obat’’ anti hipertensi. Target tekanan darah yang harus dicapai penderita pada umumnya adalah kurang dari 140/90 mmHg. Pada penderita diabetes atau penyakit ginjal, maka tekanan darah harus kurang dari 130/80 mmHg.
makanan yang baik untuk tekanan darah tinggi
TEKANAN darah yang tinggi alias hipertensi merupakan salah satu kondisi yang dapat membahayakan kesehatan seseorang. Orang dengan hipertensi juga berisiko lebih tinggi mengalami gangguan kardiovaskuler seperti gagal jantung bahkan kematian mendadak. Hipertensi disinyalir bertanggungjawab atas 7,1 juta kematian pertahun di seluruh dunia.
Ahli kesehatan Dr Maoshing Ni (Dr Mao) mengungkapkan, pola diet ala Barat berdampak terhadap tingginya angka kejadian hipertensi di kalangan penduduk perkotaan Eropa dan Ameerika. Terbukti, kasus hipertensi jauh lebih sedikit ditemui pada orang-orang di pedesaan seperti Cina, Brazil, dan Afrika.
Pengaturan pola dan jenis makan yang tepat adalah kunci penting mencegah hipertensi. Berikut beberapa makanan yang baik bagi penyandang hipertensi.
1. Ikan
Di antara semua produk hewan, ikan paling menyehatkan, tinggi protein dan rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi. Minyak flaxseed, semisal minyak ikan. Kaya akan asam lemak omega-3 untuk mencegah plak pada pembuluh darah.
2. Jus seledri
Orang China sudah lama menggunakan jus seledri untuk tekanan darah tinggi. Minum jus seledri 2-3 gelas perhari dapat mencegah tekanan darah tinggi atau mengembalikan tekanan darah ke level normal. Sebagai tambahan, seledri juga bagus untuk orang dengan penyakit asam urat.
3. Minyak Zaitun
Sejak lama digunakan dalam diet ala Mediterania dan menunjukkan manfaat terhadap lemak darah dan menurunkan tekanan dalam masakan maupun salad.
4. Buah dan sayuran aneka warna
Dua item ini "wajib" dikonsumsi oleh orang hipertensi setiap hari.
5. Ketimun
Buah berair banyak ini membantu hidrasi tubuh dan menurunkan tekanan pada pembuluh nadi. Makanlah dua buah timun setiap hari selama 2 minggu dan lihat hasilnya.
6. Cuka apel
Selama puluhan tahun, cuka apel yang di dapat dari fermentasi buah apel diklaim mampu
Ahli kesehatan Dr Maoshing Ni (Dr Mao) mengungkapkan, pola diet ala Barat berdampak terhadap tingginya angka kejadian hipertensi di kalangan penduduk perkotaan Eropa dan Ameerika. Terbukti, kasus hipertensi jauh lebih sedikit ditemui pada orang-orang di pedesaan seperti Cina, Brazil, dan Afrika.
Pengaturan pola dan jenis makan yang tepat adalah kunci penting mencegah hipertensi. Berikut beberapa makanan yang baik bagi penyandang hipertensi.
1. Ikan
Di antara semua produk hewan, ikan paling menyehatkan, tinggi protein dan rendah lemak. Kandungan asam lemak omega-3 membantu mencegah pembentukan plak pada dinding pembuluh darah, mengurangi peradangan dan mencegah tekanan darah tinggi. Minyak flaxseed, semisal minyak ikan. Kaya akan asam lemak omega-3 untuk mencegah plak pada pembuluh darah.
2. Jus seledri
Orang China sudah lama menggunakan jus seledri untuk tekanan darah tinggi. Minum jus seledri 2-3 gelas perhari dapat mencegah tekanan darah tinggi atau mengembalikan tekanan darah ke level normal. Sebagai tambahan, seledri juga bagus untuk orang dengan penyakit asam urat.
3. Minyak Zaitun
Sejak lama digunakan dalam diet ala Mediterania dan menunjukkan manfaat terhadap lemak darah dan menurunkan tekanan dalam masakan maupun salad.
4. Buah dan sayuran aneka warna
Dua item ini "wajib" dikonsumsi oleh orang hipertensi setiap hari.
5. Ketimun
Buah berair banyak ini membantu hidrasi tubuh dan menurunkan tekanan pada pembuluh nadi. Makanlah dua buah timun setiap hari selama 2 minggu dan lihat hasilnya.
6. Cuka apel
Selama puluhan tahun, cuka apel yang di dapat dari fermentasi buah apel diklaim mampu
alasan tekanan darah tinggi meningkat
Apa yang menyebabkan tekanan darah bisa meningkat? Sebagai ilustrasi, jika Anda sedang menyiram kebun dengan selang. Jika Anda menekan ujung selang, maka air yang keluar akan semakin kencang. Hal itu karena tekanan air meningkat ketika selang ditekan. Selain itu, jika Anda memperbesar keran air, maka aliran air yang melalui selang akan semakin kencang karena debit air yang meningkat.
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
Hal yang sama juga terjadi dengan darah Anda. Jika pembuluh darah Anda menyempit, maka tekanan darah di dalam pembuluh darah akan meningkat. Selain itu, jika jumlah darah yang mengalir bertambah, tekanan darah juga akan meningkat.
mencegah tekanan darah tinggi
Untuk mencegah darah tinggi bagi Anda yang masih memiliki tekanan darah normal ataupun mengatasi darah tinggi bagi Anda yang sudah memiliki tekanan darah tinggi, maka saran praktis berikut ini dapat Anda lakukan:
- Kurangi konsumsi garam dalam makanan Anda. Jika Anda sudah menderita tekanan darah tinggi sebaiknya Anda menghindari makanan yang mengandung garam.
- Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium dan kalsium. Kalium, magnesium dan kalsium mampu mengurangi tekanan darah tinggi.
- Kurangi minum minuman atau makanan beralkohol. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, sebaiknya hindari konsumsi alkohol secara berlebihan. Untuk pria yang menderita hipertensi, jumlah alkohol yang diijinkan maksimal 30 ml alkohol per hari sedangkan wanita 15 ml per hari.
- Olahraga secara teratur bisa menurunkan tekanan darah tinggi. Jika Anda menderita tekanan darah tinggi, pilihlah olahraga yang ringan seperti berjalan kaki, bersepeda, lari santai, dan berenang. Lakukan selama 30 hingga 45 menit sehari sebanyak 3 kali seminggu.
- Makan sayur dan buah yang berserat tinggi seperti sayuran hijau, pisang, tomat, wortel, melon, dan jeruk.
- Jalankan terapi anti stres agar mengurangi stres dan Anda mampu mengendalikan emosi Anda.
- Berhenti merokok juga berperan besar untuk mengurangi tekanan darah tinggi atau hipertensi.
- Kendalikan kadar kolesterol Anda.
- Kendalikan diabetes Anda.
- Hindari obat yang bisa meningkatkan tekanan darah. Konsultasikan ke dokter jika Anda menerima pengobatan untuk penyakit tertentu, untuk meminta obat yang tidak meningkatkan tekanan darah.
memeriksa tekanan drah tinggi
Saat memeriksa tekanan darah, ada dua angka yang biasanya disebut misalnya 120/80. Apa yang dimaksud angka-angka tersebut?
SistolikAngka pertama (120) yaitu tekanan darah sistolik, yaitu tekanan saat jantung berdenyut atau berdetak (sistol). Sering disebut tekanan atas. |
DiastolikAngka pertama (90) yaitu tekanan darah diastolik, yaitu tekanan saat jantung beristirahat di antara saat pemompaan. Sering disebut tekanan bawah. |
|
Dokter akan melakukan pemeriksaan tekanan darah dengan menyuruh Anda duduk atau berbaring, karena itu posisi terbaik untuk mengukur tekanan darah. Lalu dokter biasanya akan mengikat kantung udara pada lengan kanan kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Setelah itu, dilakukan pengukuran tekanan darah. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut.
Apa yang dimaksud dengan tekanan darah? Tekanan darah yaitu tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya terdapat dua angka yang akan disebut oleh dokter. Misalnya dokter menyebut 140-90, maka artinya adalah 140/90 mmHg. Angka pertama (140) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung atau pada saat jantung berdenyut atau berdetak, dan disebut tekanan sistolik atau sering disebut tekanan atas. Angka kedua (90) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastolik atau sering juga disebut tekanan bawah.
Setelah mengetahui tekanan darah, pasti Anda ingin mengetahui apakah tekanan darah Anda termasuk rendah, normal atau tinggi. Berikut ini penggolongan tekanan darah berdasarkan angka hasil pengukuran dengan tensimeter untuk tekanan sistolik dan diastolik:
Tekanan Darah | Sistolik (angka pertama) | Diastolik (angka kedua) |
Darah rendah atau hipotensi | Di bawah 90 | Di bawah 60 |
Normal | 90 - 120 | 60 - 80 |
Pre-hipertensi | 120 - 140 | 80 - 90 |
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 1) | 140 - 160 | 90 - 100 |
Darah tinggi atau hipertensi (stadium 2 / berbahaya) | Di atas 160 | Di atas 100 |
Langganan:
Postingan (Atom)
artkel tekanan darah tinggi
- Beranda
- tekanan darah tinggi
- faktor resiko tekanan darah tinggi
- gejala tekanan darah tinggi
- penyebab darah tinggi
- pola makan mencegah darah tinggi
- memeriksa tekanan drah tinggi
- mencegah tekanan darah tinggi
- alasan tekanan darah tinggi meningkat
- makanan yang baik untuk tekanan darah tinggi
- dampak tekanan darah tinggi